Aryna Sabalenka kembali mencatatkan sejarah di dunia tenis dengan meraih gelar ketiga di Wuhan Open setelah mengalahkan tuan rumah, Zheng Qinwen, dengan skor 6-3, 5-7, 6-3. Kemenangan ini menjadikannya sebagai pemain pertama yang berhasil memenangkan turnamen ini tiga kali, menambah koleksi trofi yang telah diraihnya dalam karier yang gemilang. Artikel ini akan membahas perjalanan Sabalenka di turnamen ini, tantangan yang dihadapi, serta dampak dari kemenangannya.
Perjalanan Menuju Final
Sabalenka, yang kini menduduki peringkat kedua dunia, memasuki final Wuhan Open dengan penuh percaya diri setelah menjalani serangkaian pertandingan yang kuat. Sebelumnya, ia telah meraih dua gelar Grand Slam dan satu gelar WTA 1000 di Cincinnati pada tahun ini. Dengan catatan sempurna 17-0 di Wuhan, ia datang dengan harapan tinggi untuk mempertahankan gelar.
Di sisi lain, Zheng Qinwen, pemain berusia 22 tahun yang merupakan pemenang medali emas Olimpiade, juga tampil mengesankan sepanjang turnamen. Ia berhasil mencapai final setelah mengalahkan rekan senegaranya Wang Xinyu dalam semifinal yang bersejarah. Pertandingan final ini menjadi momen penting bagi Zheng karena ia bermain di hadapan pendukungnya sendiri di Wuhan.
Pertandingan yang Ketat
Final berlangsung sengit dan penuh emosi. Sabalenka memulai dengan baik, mengambil set pertama dengan relatif mudah dalam waktu 38 menit. Namun, Zheng menunjukkan ketahanan luar biasa dan berhasil bangkit di set kedua. Setelah tertinggal, ia mampu memanfaatkan kesalahan Sabalenka dan merebut set kedua ini adalah set pertama yang berhasil dimenangkannya dari Sabalenka dalam empat pertemuan mereka.
Kedua pemain saling beradu strategi dan skill dalam pertandingan ini. Sabalenka sempat unggul 3-0 di set ketiga, tetapi Zheng tidak menyerah dan berjuang untuk mengejar ketertinggalan. Meskipun begitu, Sabalenka akhirnya berhasil menutup pertandingan setelah dua jam empat puluh menit dengan kemenangan yang dramatis.
Rekor Baru dan Penghargaan
Dengan kemenangan ini, Aryna Sabalenka tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai ratu Wuhan Open tetapi juga memperpanjang rekor kemenangannya di turnamen tersebut menjadi 17 pertandingan berturut-turut. Ia kini menjadi pemegang rekor untuk gelar terbanyak di Wuhan Open dalam era terbuka. Kemenangan ini juga menambah koleksi trofi Sabalenka menjadi empat gelar sepanjang tahun 2024.
Sabalenka menyatakan rasa syukurnya atas pencapaian ini “Tempat ini benar-benar terasa seperti rumah bagi saya. Saya akan melakukan yang terbaik untuk terus memegang trofi indah ini di tempat yang indah ini,” ujarnya setelah pertandingan.
Dampak Bagi Zheng Qinwen
Meskipun kalah dalam pertandingan final, Zheng Qinwen tetap dapat mengambil banyak pelajaran dari pengalaman tersebut. Sebagai finalis pertama asal China dalam sejarah Wuhan Open, ia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam permainannya. Kemenangan atas lawan-lawan tangguh sebelumnya menunjukkan bahwa ia memiliki potensi besar untuk bersaing di level tertinggi.
Zheng kini berada dalam posisi yang baik untuk meraih tempat di WTA Finals mendatang. Dengan performa konsisten sepanjang musim dan peningkatan peringkatnya, ia berharap dapat menjadi pemain China pertama yang berpartisipasi dalam kejuaraan akhir musim sejak Li Na pada tahun 2013.
Masa Depan Cerah Aryna Sabalenka
Kemenangan Aryna Sabalenka di Wuhan Open menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain tenis teratas dunia saat ini. Dengan kemampuan luar biasa dan mental juara, ia siap bersaing untuk merebut posisi nomor satu dunia dari Iga Swiatek menjelang akhir tahun.
Sementara itu, Zheng Qinwen juga menunjukkan bahwa ia adalah bintang masa depan tenis wanita China. Dengan pengalaman berharga dari final ini, keduanya—Sabalenka dan Zheng—berpotensi untuk terus bersinar di panggung tenis internasional. Pertandingan ini tidak hanya menjadi momen penting bagi mereka secara individu tetapi juga bagi perkembangan tenis wanita secara keseluruhan.
Simak dan ikuti terus informasi sepak bola terbaru secara lengkap hanya di Shotsgoal.